Kegiatan Anak anak Desa dan Kearifannya

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengistilahkan desa dengan istilah kampung. Yaitu suatu daerah yang letaknya jauh dari keramaian kota dan menghuni sekelompok masyarakat yang sebagian besar mata pencahariannya dalam bidang pertanian. Sejalan dengan apa yang disampikan oleh Daldjoeni (2003) tentang pengertiannya. Dia mengatakan bahwa “Desa merupakan pemukiman manusia yang letaknya di luar kota dan penduduknya berpangupajiwa agraris”. Itu memperlihatkan berbagai karakteristik fisik maupun sosial. Dan juga menunjukkan adanya kesatuan di antara unsur-unsurnya.

Kegiatan anak-anak di Desa Klareyan pada sore hari
Ada hal menarik dari kehidupan orang-orang di desa dengan kehidupan di kota-kota besar. Selain udaranya yang masih bersih nan sejuk, karena belum begitu terkontaminasi oleh polusi, bagaimana anak-anak menghabiskan waktu di sore hari.
Kegiatan Anak anak
Setiap hari kebanyakan anak-anak di desa mengisi waktu luang mereka dengan bermain sepak bola di lapangan yang dekat dengan tempat tinggal mereka. Tak hanya siswa SD, adapun siswa SMP yang bermain sepak bola pada siang maupun sore hari. Selain itu, ada juga yang menghabiskan waktu sorenya dengan bermain di pinggiran sawah atau dekat sungai kecil yang biasa orang jawa menyebutnya kali.
Kita masih bisa mengeksplorasi banyak hal terkait kehidupan di desa. Bagi sebagian orang yang memang sedari kecil sudah hidup di sana, tentu sudah paham betul tentang suasananya. Namun bagi yang lainnya, anda perlu mencoba berlibur ke desa untuk sejenak melepas penatnya kehidupan di kota.
Kearifan Desa
Masih banyak kearifan desa yang masih bertahan sampai saat ini. Salah satunya adalah tentang semangat gotong-royong yang masih mereka junjung tinggi. Contoh kecil dari semangat gotong-royong tersebut terlihat ketika ada salah satu warga yang meninggal. Berbondong-bondong tetangga langsung bahu-membahu gotong-royong dalam pengurusan jenazah dan mengantarkan jenazah ke tempat peristirahtan terakhirnya. Tidak itu saja, bahkan sampai acara do’a pada malam harinya (biasanya ada acara do’a sampai 7 hari) mereka masih saling membantu.
Contoh lain dari itu, ada juga semangat gotong-royong kerja bakti yang sampai saat ini masih berjalan. Ada jadwal rutin untuk kerja bakti bersama dan kebanyakan dari mereka selalu mengikutinya. Hal itu menunjukkan mereka lebih mementingnya kepenting bersama dari pada kepentingan sendiri. Selain hal itu tentunya mereka punya kesibukan pribadi yang sebetulnya juga mereka tidak bisa meninggalkannya.
Sebuah artikel yang inspiratif
Terima kasih atas kunjungannya
Dedek afi menulis 👍
Eaa didek sebuah tulisan yang bermanfaat